taupasar.com

we read, we create and we share it.

Kembangkan Strategi Pemasaran Produk Melalui 11 Cara Ini

- taupasar.comKembangkan Strategi Pemasaran Produk Melalui 11 Cara Ini

“Marketing adalah strategi besaing sebuah bisnis atau perusahaan” kata Pak Hermawan Kertajaya sang maestro pemasaran modern  Indonesia sekaligus pemilik MarkPlus Inc. Artinya saat ini peranan marketing sudah lebih besar, tidak hanya berbicara soal kepuasan atau pemenuhan demand pelanggan tapi sudah masuk ke porsi yang berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan suatu bisnis.


Strategi pemasaran produk sangat diperlukan dalam berbisnis. Terlebih untuk sebuah produk baru seperti wajib hukumnya memikirkan konsep pemasarannya hingga jenis konten dan media yang dianggap paling efektif. Tujuannya sudah pasti memastikan bahwa produk atau jasa yang kita kembangkan bisa diterima oleh pasar dengan baik.

Dari mana kita harus memulai menyusun strategi untuk produk atau jasa kita? Jawabannya tergantung pada tujuan utama yang ingin dicapai. Perlu diingat sebuah marketing strategi tidak melulu soal banyak – banyakan jualan. Ada hal yang lebih holistik dalam pemasaran yang juga bisa kita sasar seperti brand awareness , market share atau atau paling umum biasanya edukasi produk baru.

Sebelum kita masuk ke 11 tips startegi pemasaran produk, ada baiknya yang belum kenalan dengan apa itu marketing bisa baca tentang definisi dan penjelasan dasar ilmu pemasaran atau konsep marketing. Hal itu akan lebih membantu karena banyak istilah dunia marketing yang mungkin masih terdengar asing ditelinga kita.

Berikut 11 Strategi pemasaran produk yang bisa dijadikan referensi bisnis kita:

1. Berangkatlah dari kebutuhan pelanggan

Ide atau gagasan memang hal yang sangat dibutuhkan untuk konsep strategi pemasaran. Namun alangkah baiknya jika ide dan gagasan itu berawal adari masalah atau kebutuhan pelanggan. Mengapa harus berangkat dari luar (calon customer)?

Marketing sejatinya adalah bagaimana kita memberikan solusi bagi masalah yang sedang atau akan datang pada customer. Sehingga akan lebih tetap kiranya saat menyusun startegi produk (apa lagi produk baru) mempertimbangkan aspek apa yang dimau pelanggan.

Sudah banyak sekali produk yang “kelihatannya” keren namun tidak laku dipasaran. Salah satu faktornya adalah belum perlunya orang akan produk itu. Mengapa Go-jek dan Grab bisa sebesar sekarang? Karena mereka berangkat dari kebutuhan dan  masalah transportasi yang banyak dihadapi masyarakat

Baca juga : Bagaiamana cara pengembangan produk baru yang inovatif?

2. Ciptakan diferensiasi atau keunikan

“Sedikit lebih beda, lebih baik, dari pada sedikit lebih baik” Kata Panji Pragiwaksono. Kata – kata sederhana yang sangat relefan untuk persaingan bisnis saat ini. Kata kuncinya adalah “beda” dalam konteks yang positif.


Sudah banyak sekali produk atau brand yang memilih jalan keluar dari persaingan ketat karena merasa jenuh. Imbasnya tentu saja adalah perang harga. Jika sudah demikian maka siap – siap kita akan alokasikan budget kita untuk “dibakar” istilah saat ini.

Dalam menciptakan sebuah diferensiasi maka yang seharusnya kita tekankan adalah soal kreatifitas dan inovasi. Contoh diferensiasi yang nyata bisa kita lihat produk Pocari Sweet, saat hampir semua minuman kesehatan berbicara soal energy atau stamina, mereka hadir dengan fokus ke pengembalian ion tubuh.

3. Pastikan produk memiliki segmen dan target yang jelas

Ada satu statement yang populer dalam dunia marketing yaitu “tidak semua orang adalah target pasar kita”. Dari sana kita bisa sadar bahwaa produk atau jasa yang kita tawarkan harsulah memiliki kejelasan siapa calon konsumennya sebelum mulai dipasarkan dan dipromosikan.

Saat kita merasa bahawa produk kita bisa ditarget untuk banyak orang, tetap harus diawali dari segmen yang dirasa paling kuat dan potensial. Hal itu akan mempengaruhi konten apa yang akan kita buat sehingga bisa tepat sasaran.

4. Buatlan konten yang releted (susuai) dengan target pasar

Jika kita sudah bisa memetakan target pasar kita dengan lebih spesifik, maka akan lebih mudah kita menentukan jenis konten yang dianggap paling mengena. Mengapa harus berdasar target? Analogi paling sederhana adalah dengan menjawab pertanyaan “kira – kira jenis iklan untuk produk anak dan orang tua lebih baik sama atau berbeda?”

Dengan adanya sosial media dan platform digital, mengakses data yang lebih detail pasti lebih mudah. Satu hal yang perlu diingat dalam menentukan konsep konten adalah tempatkan posisi sudut pandang kita sebagai target audience, bukan hanya sebagai konten kreator.

Baca juga : Contoh membuat konten untuk Milenial dan Gen Z

5. Optimalkan sosial media

Jumlah pengguna facebook, twitter dan instagram tidak sedikit. Aplikasi atau sosial media seperti itu sudah menjadi gaya hidup era modern. Artinya ada alokasi waktu khusus (bahkan banyak) untuk seseorang menggunakan sosial media.


Saat ini semua aplikasi sosial media juga memanjakan kita dengan fitus bisnis atau jual beli. Sudah banyak sekali bukti produk atau bisnis yang sukses dan melejit lewat sosial media. Namun ada satu hal yang sering kelupaan oleh pemasar yaitu soal over share (spam). Terlalu aktif dan sering posting sosial media justru berdampak negative image untuk bisnis kita.

6. Ciptakan “Winning Selling Point” (WSP)

Apa itu winning selling point? WSP sederhanya adalah keunggulan kompetitif yang kita tawarkan kepada calon pembeli. Dengan adanya WSP pelanggan akan notice (ingat) lebih mudah produk atau jasa apa yang kita sedang tawarkan

Bagaiamana mengkonsep WSP ? Meskipun namanya asing jangan presepsikan ini sangat sulit. WSP sejatinya adalah jawaban dari pertanyaan “hal paling superior (keren) apa yang membuat pelanggan harus membeli produk kita?”. Contoh WSP yang sedang hits adalah mie samyang dengan WSP berupa tingkat kepedasan yang tidak biasa.

7. Variasi promo yang menarik

Ingat promo itu bukan hanya diskon. Tidak ada yang salah dengan memberikan diskon (bahkan besar) terhadap pelanggan. Namun kita harus siap dengan resiko perang harga dengan kompetitor dan ketergantungan potensi omset dari diskon.

Untuk menghindarinya, sangat disarankan untuk bisa lebih variatif dalam memberikan promo seperti geratis ongkos kirim, pemberian gift menarik untuk periode tertentu atau menawarkan paket hemat dengan tujuan menaikkan nominal transaksi.

8. Belajar psikologi marketing

Apa itu psikologi marketing? Silahkan bisa dibaca lebih detail pada penerapan strategi psikologi dalam marketing. Intinya kita mulai harus sadar bahwa seseorang saat memutuskan memilih suatu produk sangat melibatkan rasional dan psikisnya.

Psikologi marketing ini sebenarnya sudah masuk dalam tahapan strategi tingkat profesional. Namun tidak ada salahnya mulai belajar. Kunci utamanya adalah bahwa setiap aktifitas marketing yang lakukan bisa sedapat mungkin menyentuh perasaan target pasar

9. Buat riset produk sederhana

Jangan memikirkan riset ini terlalu kompleks. Riset itu sesimple mendapatkan feedback (informasi) dari pelanggan atas produk atau jasa kita. Data dan informasi tadi dapat kita gunakan untuk evaluasi dan development produk dan bisnis kita.

Cara paling sederhana untuk melakukannya dengan mengajukan pertanyaan langsung ke pelanggan kita. Atau jika kita ingin lebih koperhensif  kita bisa buat form kuesioner. Hal yang biasanya paling wajib ketahui adalah seberapa puas pelanggan akan produk kita.

10. Endorsement dan Public Figure

Tidak bisa dipungkiri bawa kita perlu bantuan influencer untuk bisa membuat produk kita lebih cepat dikenal. Selain soal jaringan yang pastinya lebih luas, sangat wajar seseorang merasa yakin dan penasaran terhadap produk yang diendorse public figure.


Bagaiaman memilih endorser yang tepat? Mulailah dari alokasi budget. Selanjutnya kita bisa analisa personanya. Apa itu persona bisnis? Silahkan bisa baca Memilih Persona Bisnis yang sesuai dengan produk kita.

11. Jangan lupakan testimoni 

Pernah dengan konsep marketing 4.0? simplenya konsep ini menekankan bahwa sebuah produk  yang baik harus bisa mencapai titik advocate. Advocate disini bukan dibela melainkan direferensikan ke orang lain. Untuk seorang marketer atau pebisnis dapat refensi, apalagi berasal dari keinginan pelanggan adalah aset yang berharga.

Untuk bisa mencapai titik dimana seseorang mau menyampaikan testimoni sudah pasti mereka merasa puas dengan produk kita. Strategi ini sering dikatakan paling murah namun paling tidak mudah.

Demikian tadi 11 tips bagaimana membangun strtaegi pemasaran untuk produk dan bisnis kita. Jika ada pertanyaan bisa ditinggalkan di kolom komentar. Semoga bermanfaat.

Penulis : Sigit Ardho
Editor : Sigit Ardho
Related Posts