taupasar.com

we read, we create and we share it.

Milenialas vs Centenials | Content and Branding for Gen - Y dan Gen - Z


Apa sebenarnya definisi milenial dan centenial? Menurut McKinsey istilah milenial dan centenial adalah bagian dari GAP Generation dimana Milenial yang sering disebut Gen – Y adalah mereka yang lahir dari antara tahun 1980 sampai 1994, sedang Centenial atau yang sering disebut Gent – Z adalah mereka yang lahir antara periode 1995 hingga 2010. Perbedaan mendasar dari dua generasi ini adalah mengenai penggunaan internet. Milenial (Gen Y) masih merasakan era belum ada internet, sedang Centenial (Gen Z) tumbuh di era internet sudah aktif digunakan.


konten milenials

Dua generasi ini dianggap sebagai segmen pasar paling potensial dimasa yang akan datang. Namun membangun sebuah konten yang menarik untuk dua generasi ini signifikan berbeda dengan banyak konten yang disuguhkan ke generasi sebelumnya (Baby Boomers dan Gen X). Dan berikut taupasar .com akan membagikan konsep konten yang meranik dua generasi itu base on penjelasan Bapak Iwan Setiawan (MarkPlus Inc.) dalam acara WOW Brand Festive 2019;

Authenticity (Originalitas)

Salah satu kesamaan yang paling sering dianggap sama antara Gen Y dan Gen Z adalah perihal authenticity. Mereka lebih senang terhadap sesuatu yang natural dan langsung. Mereka tidak begitu tertarik sesuatu konten yang dibungkus dengan gaya berlebihan dan full-editing. Contoh paling real dari authencity adalah bagaimana seseorang membuat iklan makanan di Youtube. 



Authencity : Youbute - Tanboy Kun

Gen Y dan Gen X lebih tertarik melihat para youtuber me-review langsung suatu produk atau tempat makan dibanding melihat sebuah video iklan yang menyajikan profil produk atau tempat makanan tersebut. Jika mau lihat seberapa signfikan bedanya konsep ini ketik saja produk makanan atau tempat makan yang terkenal lalu bandingkan viewer video review yang dibuat oleh youtuber dengan official video dari brand-nya sendiri.

Experiencial x Social (Pengalaman yang diviralkan)

Ada satu peneltian menarik bahwa Gen Y dan Gen X senang terhadap produk yang memberikan experience langsung ke mereka. Oleh sebab itu konten yang dibangun sebisa mungkin memberikan ruang mereka merasakan pelangalaman yang berbeda dengan brand atau produk lain. Ingat iklan Beng – Beng dengan konsep perbadingan makan saat dingin vs makan biasa mana yang lebih enak? Atau iklan Air Minum Ades (Coca Cola) dengan ajakan remas botol air minum?



experiencial x social : twitter ads

Dua hal tadi adalah contoh bagaiaman mengemas konten untuk meng-engage (mengikat) pelanggan dengan sebuah experience. Jika sudah bisa di-engage tugas selanjutnya adalah amplify memviralkannya. Artinya experiences yang didapat pelanggan tadi harus bisa dilihat orang lain sehingga kepercayaan terhadap brand atau produk tersebut lebih kuat karena adanya pengakuan langsung dari seseorang yang telah mencobanya.

Storytelling x storymaking (Cerita yang menarik)

Apa beda storytelling dengan storymaking? Sederhananya storytelling adalah menceritakan produk atau brand kita dengan konten yang mudah dipahami oleh target pasar, sedangkang storymaking adalah membuat konnsep cerita awal mengenai brand atau produk kita dengan memberikan ruang penikmatnya membuat lanjutan versi mereka.


storytelling x storymaking : youtube - Opera

Ibarat sebuah film, konten yang menarik untuk milenial dan centenial harus unpredictable (tidak mudah ditebak). Tropicanaslim, Smartfriend dan OPPO menerjemahkan konsep ini ke video dalam bentuk webseries merekan. Adanya cerita yang dibangun dalam keadaan "mengambang" dan membuat penasaran menjadikan konten yang dibuat tidak terkesan hard selling (to the point)

Dengan adanya balutan cerita menarik diharapkan ada story masage yang masuk lebih efektif ke hati dan pikiran para milenial dan centenial. Tujuanya adalah lebih mengenanya poin yang akan disampaikan karena adanya ruang untuk menganalisa, menebak atau menyimpulkan story tersebut versi mereka masing - masing. Satu contoh keren dari konsep ini bisa teman – temang tonton video Opera di Youtube dengan judul Arah Kisah Kita yang release tahun 2016.

Penulis dan Editor : Sigit Utomo
Related Posts