taupasar.com

we read, we create and we share it.

11 Resiko Bisnis Online Dropship dan Cara Mengatasinya

11 Resiko Bisnis Online Dropship dan Cara Mengatasinya  


Dalam membangun bisnis atau sebuah pekerjaan, kita tidak bisa menghindari resiko. Bahkan bisnis dropship yang dianggap mudah karena tidak membutuhkan modal dan biaya operasional besar memiliki 11 resiko bisnis online dropship yang masih jarang orang ketahui. Maka pada kesempatan kali ini, Kita akan mengupas topik tersebut.
bisnis online dropship

Resiko Bisnis Online Dropship yang Jarang Dipertimbangkan


Saat ini, banyak orang tergiur dan berbondong-bondong menjalankan bisnis online dropship tanpa mendalami terlebih dahulu apa saja kelebihan dan kekurangan dropship. Padahal dibalik kemudahan yang menggiurkan tersebut, terdapat resiko bisnis online dropship yang menghantui.

Namun jangan khawatir, selain membahas tentang resiko, Kita juga akan membahas bagaimana cara mengatasi ataupun mencegah resiko-resiko tersebut. Sebab informasi ini sangat penting, pastikan Anda menyimak informasi ini sampai selesai:

1. Kontrol Terbatas Terhadap Stok Barang

sebagai seorang dropshipper, kendali Anda terhadap persediaan barang sangat terbatas karena penjual tidak bersentuhan secara langsung dengan gudang penyimpanan barang atau alat produksi. Hal ini akan menjadi masalah ketika Anda terlanjur mengiyakan permintaan barang dari konsumen, namun ternyata stok barang sedang habis.

Untuk mempermudah proses update stok barang ini, ada baiknya Anda senantiasa mengupdate jumlah stok secara rutin, terlepas dari adanya pembelian atau tidak. Update stok ini bisa dilakukan setiap satu hari sekali ataupun dua hari sekali, tergantung kepada tingginya transaksi barang di supplier Anda. Langkah ini dapat meminimalisir miskomunikasi terkait stok barang.

2. Tidak Terlibat dalam Proses Produksi

Selain keterbatasan untuk mengetahui stok barang, seorang dropshipper juga tidak memiliki handle perihal produksi barang. Sebagaimana kita ketahui, dalam sistem dropship, dropshipper hanya berhak menjualkan barang dari supplier, tidak turun tangan secara langsung dalam proses produksi barang. 

Poin ini cenderung menjadi resiko yang benar-benar harus Anda sadari sebelum memutuskan terjun langsung dalam dunia dropship. Kesadaran terkait tidak adanya peran produksi mengharuskan Anda memilih produk dropship yang tidak mudah berganti model / jenis produk sebagaimana pakaian atau jilbab.  

3. Bertanggung Jawab terhadap Produk Orang Lain

Pengalaman jadi dropshipper tidak sepenuhnya mudah. Pasalnya, Anda harus siap menerima complain atau permintaan return dari produk orang lain/supplier Anda. Sebagai dropshipper, Anda tidak bisa mengecek langsung kondisi barang sebelum pengiriman untuk memastikan apakah produk benar-benar prima.

Disini, penting sekali untuk mensurvey calon supplier Anda dengan teliti. Termasuk memastikan bahwa mereka profesional dan konsisten mengirim barang dengan kualitas terbaik. Solusi lainnya adalah menyusun sebuah kontrak kerjasama yang didalamnya mengatur pertanggungjawaban apabila pihak supplier tidak mengirimkan barang dengan baik.

4. Miskomunikasi dalam Kerjasama dengan Supplier

Memastikan adanya komunikasi yang baik antara pihak supplier dan dropshipper merupakan sebuah keharusan agar proses penjualan dan kerjasama dapat berjalan dengan baik. Namun bukan tidak mungkin kedua belah pihak mengalami miskomunikasi atau salah paham satu sama lain.

Agar kesalahpahaman seputar bisnis ini tidak berlarut-larut, salah satu pihak harus mengalah dan menggunakan kepala dingin. Sebagai seorang dropshipper, Anda harus menyadari kemungkinan ini sejak awal sehingga Anda sudah menyiapkan mental dan emosional yang baik. tidak mengedepankan emosi sesaat adalah mental seorang calon pengusaha sukses.

5. Keuntungan Kecil

Dalam bisnis, besarnya usaha seseorang berbanding lurus dengan pendapatan yang akan ia dapatkan. Dropshipper hanya bertugas memasarkan produk, tanpa repot mengatur produksi atau biaya operasional, oleh karena itu keuntungannya mungkin tidak seberapa untuk setiap barang yang terjual.

Namun bukan berarti seorang dropshipper tidak bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda. Keuntungan kecil pada setiap pembelian bisa menjadi besar ketika konsumen membeli produk dalam jumlah besar atau berulangkali. Oleh karena itu, tidak selalu keuntungan dropshipper itu kecil.

Dropshipper bisa mendapatkan keuntungan berlipat ketika ia berhasil membuat metode promosi yang tepat, bersaing cerdik dengan kompetitor, menarik pembeli untuk bertransaksi, dan membuat para pembeli tersebut menetap. Jika metode-metode pemasaran dikuasai, mendapatkan keuntungan besar dari dropship bukanlah hal mustahil. 

6. Gagal menjadi Prioritas Calon Pembeli

Tidak dapat dipungkiri, metode dropship seringkali membuat pembeli kabur karena berpikir “ah, tangan kedua”. Kebanyakan pembeli berpikir bahwa membeli via dropship pasti akan lebih mahal sehingga mereka berpikir untuk mencari tangan pertama. Tentu saja, anggapan seperti ini tidak terlalu tepat.

Untuk mensiasati hal ini, seorang dropshipper harus bisa memainkan harga. Anda perlu meyakinkan diri sendiri terlebih dahulu mengapa konsumen harus membeli melalui Anda daripada tempat lain atau bahkan dropshipper lain. 

Bersaing harga dengan kompetitor juga menjadi aspek yang sangat menentukan. Hanya inilah cara menangkis pemahaman yang kurang tepat calon konsumen Anda terhadap dropshipper.

7. Jumlah Kompetitor Tinggi

Saat ini, bisnis dropship memang sedang trend. Fenomena ini membawa keuntungan dan tantangan bagi Anda. Keuntungan untuk mendapatkan konsumen ataupun supplier karena mereka sama-sama sudah mengenal sistem ini. Tantangan karena Anda memiliki banyak kompetitor sesama dropshipper.

Demi mengalahkan para kompetitor, Anda perlu melakukan riset harga untuk menyuguhkan harga terbaik bagi konsumen. Selain itu, teknik promosi juga harus dioptimalkan, diantaranya memetakan secara khusus tipe konsumen, promosi secara online maupun offline, menggunakan testimoni, memberikan bonus atau poin untuk setiap pembelian, dan lain sebagainya.

8. Kesulitan Membangun Brand Sendiri

Dalam sistem dropship, sebagai penjual Anda memperlakukan produk Anda seakan itu produk Anda sendiri. Padahal Anda sedang menjual produk supplier atas nama Anda. Awalnya, sistem ini memang menguntungkan karena dropshipper tidak perlu merumuskan kualitas produk dan membangun bisnis penjualan mulai nol. Namun ini berarti, Anda berada di zona nyaman.

Jika Anda berencana membangun brand Anda sendiri, maka jadikan pengalaman menjadi dropshipper sebagai ajang pembelajaran untuk nanti membangun brand Anda sendiri. Jadi, semisal nantinya Anda ingin berhenti menjadi dropshipper, Anda sudah memiliki bekal untuk membangun brand sendiri.

9. Tidak Mempunyai Kendali terhadap Keamanan Pengiriman Barang

Selain kualitas barang, kualitas packing pengiriman juga menjadi aspek penting yang menentukan keamanan barang sampai ke tangan pembeli. Sebagai dropshipper, Anda perlu memastikan standart pengepakan barang oleh supplier sudah aman, terutama pada barang-barang yang memiliki bahan rentan seperti kosmetik, bahan kaca, dll.

Terkait packing, dropshipper bisa mendiskusikan bersama supplier bagaimana standart yang aman dan ekonomis. Hal ini semata-mata untuk kebaikan bisnis kedua belah pihak, sehingga tidak ada salah satu yang merasa disalahkan atau diragukan. Topik ini juga bisa Anda pertanyakan sebelum memulai kerjasama dengan supplier.

10. Terbatas dalam Membuat Harga Promo

Salah satu kiat sukses bisnis dropship adalah yang perlu Anda ketahui adalah membuat harga promo. Tentu saja, peluang Anda untuk merubah harga sangat terbatas. Hal ini karena Anda bukan satu-satunya juragan dalam bisnis tersebut. Namun jika dropshipper bisa bersiasat, Anda tetap bisa memberikan harga promo pada konsumen.

Taktik ini bisa dipraktekkan ketika Anda ingin menghabiskan stok barang di gudang supplier. Setiap produsen atau pengepul umumnya mempunyai stok penyimpanan yang pada jangka waktu tertentu mau tak mau harus terjual jika tak ingin rugi. Ini adalah salah satu kesempatan emas bagi Anda untuk mendapatkan harga termurah produk.

11. Tidak Bebas Membuat Custom Produk

Poin terakhir yaitu Anda tidak bisa leluasa membuat custom pada produk. Masalah ini berlaku produk dropship berbentuk pesanan, misalnya kaos, mug, souvenir pernikahan, atau sejenisnya. Sebagai dropshipper, peralatan produksi bergantung kepada kebijakan supplier sehingga sedikit membatasi ruang kreatifitas Anda.

Ketika Anda berniat menjadi dropshipper dalam dunia produk berbasis custom, Kami sangat menyarankan untuk memilih supplier yang benar-benar mapan dan mempunyai bisnis custom memadai. Hal ini semata-mata untuk mendukung kesuksesan Anda sebagai dropshipper yang tentu ingin mengabulkan pesanan konsumen dengan hasil terbaik.

Simak juga sejumlah pilihan artikel berikut ini, agar Anda bisa mendapatkan tambahan pengetahuan dan informasi seputar bisnis.

Baca juga:





Demikian merupakan 11 resiko bisnis online dropship yang harus Anda pertimbangkan sebelum benar-benar masuk ke dalamnya. Meski begitu, setiap resiko selalu memiliki jalan keluar dan langkah antisipasi. Oleh karenanya, 11 poin diatas tidak boleh menjadi penghambat bagi Anda untuk mulai mengembangkan diri dalam dunia bisnis dropshipping.

Related Posts