taupasar.com

we read, we create and we share it.

Cara Menghitung Keuntungan dalam Usaha Makanan Agar Cuan

Cara Menghitung Keuntungan dalam Usaha Makanan Agar Cuan

Bisnis makanan adalah sebuah lini usaha yang sangat menguntungkan. Oleh karena itu, pemilik usaha harus mengerti konsep penghitungan laba/rugi. 
Cara Menghitung Keuntungan
Pencatatan keuangan yang rapi juga sangat dianjurkan agar keuntungan dapat dimaksimalkan. Bagaimana cara menghitung keuntungan dalam usaha makanan? 

Mengidentifikasi Biaya Produksi 

Pertama-tama, yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi beaya produksi secara terperinci. Biaya produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu Biaya tetap (Fixed Cost) dan Biaya variabel.

Biaya tetap merupakan biaya yang totalnya tidak berubah namun tidak tergantung pada besar/kecilnya kapasitas produksi. Contoh biaya produksi  adalah biaya gaji karyawan, biaya penyusutan, dan biaya sewa gedung. Biaya Variabel (Variable Cost) merupakan besaran modal usaha yang diukur dengan satuan mata uang.

Menghitung Biaya Pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP) 

Selanjutnya, yang juga sangat menentukan penghitungan keuntungan adalah penentuan harga pokok penjualan (HPP). HPP adalah akumulasi keseluruhan dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Anda. 

Sebelum menentukan harga jual, kita sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut: Harga jual pesaing yang menjual makanan sejenis. Lakukan survei harga pada pesaing terutama yang lokasinya berdekatan. Hal ini sangat diperlukan agar makanan yang kita jual tidak terlalu mahal atau terlalu murah.

Tentukan pasar yang akan kita tuju. Jika calon pelanggan kita anak sekolah, tentu harganya harus disesuaikan dengan daya beli mereka. Tentu akan sangat berbeda jika calon pembeli yang kita sasar adalah karyawan kantor.

Lokasi usaha. Lokasi di mana usaha akan kita bangun juga sangat berpengaruh terhadap harga jual. Harga jual di perkampungan dan wilayah sekolah tentu sangat berbeda dengan komplek perkantoran mewah. Penentuan besaran HPP digambarkan dalam rumus berikut:

HPP = Bahan Baku ditambah Total Biaya Produksi ditambah Saldo Akhir Persediaan (saldo awal persediaan - saldo akhir persediaan) 

1. Saldo Persediaan Awal dan Akhir 

Saldo awal adalah akumulasi nilai persediaan bahan baku di awal periode tertentu yang dihitung, dalam hal ini awal bulan untuk bulan dan awal tahun untuk tahunan. 

Agar didapatkan saldo persediaan awal dan akhir yang akurat, sangat diperlukan pencatatan pembukuan yang rapi. Hal ini akan memudahkan pengusaha dalam membuat laporan keuangan.

2. Menghitung Total Penjualan Bersih  

Sebagai pungkasan atas penghitungan keuntungan adalah mengkalkulasi Penjualan Bersih. Penjualan Bersih = Total Penjualan dikurangi (Retur penjualan dan Pengurangan harga ditambah Potongan Penjualan)

Cara Menghitung Keuntungan 

Rumus Menghitung Keuntungan Jualan Ada dua rumus yang biasa Anda gunakan untuk menghitung keuntungan uaha, yaitu laba kotor dan laba bersih. 

1. Laba Kotor 

Laba kotor adalah laba perusahaan yang pertama kali diperoleh oleh perusahaan sebelum dikurangi oleh biaya-biaya yang tergolong beban perusahaan. 

Laba Kotor = Penjualan Bersih dikurangi HPP 

2, Laba Bersih 

Laba Bersih = Laba kotor dikurangi (Beban Operasional ditambah Beban pajak)

Contoh Kasus

Bapak Agus ingin membuka usaha Mie Ayam Jamur.  Ia ingin menghitung harga jual per mangkok serta estimasi keuntungan usahanya.  
  • Harga Pokok Penjualan Mie Ayam Jamur
  • Bahan baku per mangkok Rp. 7.000,-
  • Beaya produksi per mangkok Rp. 3.000,-
  • HPP mie ayam jamur per mangkok = Rp. 10.000,-
Menghitung Total Penjualan Bersih  

Langkah awal sebelum melakukan penghitungan laba, Pak Agus harus melakukan penghitungan Penjualan Bersih.

Penjualan Bersih = Total Penjualan dikurangi (Retur penjualan dan Pengurangan harga ditambah Potongan Penjualan)

Misalkan dalam sehari Pak Agus berhasil menjual 100 mangkok mie ayam jamur dengan harga Rp. 13.000,- per mangkok dan tidak ada retur penjualan (tidak bersisa), tidak ada pengurangan harga dan tidak ada potongan penjualan.

Penjualan Bersih = Rp. 13.000,- x 100  = Rp. 1.300.000,-

1. Laba Kotor 

Setelah angka Total Penjualan Bersih didapatkan, makan Laba Kotor akan bisa segera dikalkulasikan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Laba Kotor = Penjualan Bersih dikurangi HPP
  • Laba Kotor = Rp. 1.300.000,- - (Rp. 10.000,- x 100 mangkok) = Rp. 300.000,-
2. Laba Bersih 

Setelah laba kotor dihitung dan diketahui jumlahnya, maka Pak Agus akan segera mengetahui keseluruhan laba bersih per hari.
  • Laba Bersih = Laba kotor dikurangi (Beban Operasional ditambah Beban pajak)
  • Jika beaya operasional per hari Rp. 10.000,- dan tidak ada beban pajak, maka laba bersih yang dikantungi Pak Agus dalam sehari adalah:
  • Laba Bersih = Rp. 300.000,- - Rp. 10.000,- = Rp. 290.000,- per hari.
  • Untuk menghitung keuntungan per bulan dan per tahun, tinggal kalikan dengan jumlah hari per bulan, kemudian kalikan dua belas.
  • Laba Bersih per tahun = Rp. 290.000,- x 30 x 12 = Rp. 104.400.000,- 
Kasus 2

Cara menghitung keuntungan jika terdapat retur penjualan, potongan harga serta belum memiliki beban pajak.

Harga Pokok Penjualan Mie Ayam Jamur
  • Bahan baku per mangkok Rp. 7.000,-
  • Beaya produksi per mangkok Rp. 3.000,-
  • HPP mie ayam jamur per mangkok = Rp. 10.000,-
Menghitung Total Penjualan Bersih  
  • Penjualan Bersih setelah pengurangan oleh retur penjualan serta promosi penjualan. 
  • Penjualan Bersih = Total Penjualan dikurangi (Retur penjualan dan Pengurangan harga ditambah Potongan Penjualan) 
  • Misalkan dalam sehari Pak Agus berhasil menjual 100 mangkok mie ayam jamur dengan harga Rp. 13.000,- per mangkok, tersisa 5 mangkok saat tutup warung dan memberikan potongan harga 10%. 
  • Penjualan Bersih = Rp. 13.000,- x 100 – ((Rp. 13.000,- x 5) + (10% x Rp. 13.000,- x 100)) = Rp. 1.300.000,- - (Rp. 65.000,- + 130.000) = Rp. 1.105.000,-
1. Laba Kotor 

Setelah angka Penjualan Bersih didapatkan, makan Laba Kotor akan bisa segera dikalkulasikan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Laba Kotor = Penjualan Bersih dikurangi HPP
  • Laba Kotor = Rp. 1.105.000,- - (Rp. 10.000,- x 100 mangkok) = Rp. 105.000,-
2. Laba Bersih 

Setelah laba kotor dihitung dan diketahui jumlahnya, maka Pak Agus akan segera mengetahui keseluruhan laba bersih per hari.

Laba Bersih = Laba kotor dikurangi (Beban Operasional ditambah Beban pajak)

Jika beaya operasional per hari Rp. 10.000,- dan tidak ada beban pajak, maka laba bersih yang dikantungi Pak Agus dalam sehari adalah:
  • Laba Bersih = Rp. 105.000,- - Rp. 10.000,- = Rp. 95.000,- per hari.
  • Untuk menghitung keuntungan per tahun, tinggal kalikan dengan jumlah hari per bulan, kemudian kalikan dua belas.
  • Laba Bersih per tahun = Rp. 95.000,- x 30 x 12 = Rp. 34.200.000,- 

Sebisa mungkin gunakan modal awal dari uang pribadi atau patungan. Hindari talangan pihak ketiga. Gunakan dana pinjaman dari lembaga keuangan jika usaha makanan tersebut sudah berjalan lancar dan keuangan perusahaan cukup sehat.

Simak informasi menarik lainnya berikut ini.

Baca juga:





Demikian cara menghitung keuntungan dalam usaha makanan agar cuan. Contoh penghitungan tersebut hanya ilustrasi semata. Keuntungan sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel.

Penulis: Rien
Related Posts