taupasar.com

we read, we create and we share it.

Resiko Bisnis Bahan Bangunan dan Langkah Mengantisipasinya Agar Tidak Merugi

Resiko Bisnis Bahan Bangunan dan Langkah Mengantisipasinya Agar Tidak Merugi

Resiko bisnis bahan bangunan termasuk tidak besar meskipun keuntungannya juga cukup besar. Karena permintaan akan bahan bangunan setiap hari terus ada sehingga banyak yang tertarik untuk berkecimpung dalam usaha ini.
Resiko Bisnis
Mengenai besaran keuntungan yang akan diraih semuanya tergantung kepada cara menyiasati bisnis ini. bagaimana trik dan tips yang tepat agar tetap berjalan dengan baik dan memberikan laba yang menjanjikan.

Potensi Bisnis Bahan Bangunan

Untuk yang memiliki dana yang besar dengan lahan yang strategis dan cukup ramai. Membuka usaha ini sangatlah recommended mengingat resiko bisnis bahan bangunan yang relatif kecil.

Kebutuhan akan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membangun hunian, kantor, apartemen, atau ruko selalu ada. Sehingga membangun usaha matrial terus tumbuh setiap waktu, meskipun rintangan yang dihadapi juga tidak ringan.

Karena modal yang dibutuhkan juga tidak sedikit, namun saat musim ramai toko akan kebanjiran order dengan keuntungan yang cukup besar.

Bisnis bahan bangunan tergolong sebagai bisnis yang mudah dijalankan kapan saja dan dimana saja. Karena permintaan material tidak pernah turun malahan cenderung meningkat setiap tahunnya. Bahkan saat pandemi yang perekonomian seperti berhenti sesaat, material tetap diperlukan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa resiko bisnis bahan bangunan ini tidak perlu menjadi hambatan, karena potensinya cukup besar. Terutama dari setiap item yang terjual pada musim-musim orang membangun atau merenovasi rumah.

Pada daerah-daerah yang jumlah penduduknya cukup padat dengan laju pertumbuhan yang cukup pesat. Tentu perekonomian juga meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pembangunan gedung dan perumahan.

Celah bisnis inilah yang cocok ditangkap dengan peluang usaha toko bangunan  karena dijamin tetap eksis. Apalagi pemilik usaha tidak perlu khawatir ketika barang belum laku untuk sementara waktu. Karena tidak mudah rusak ataupun turun harga.

Bahkan menyimpan produk dalam waktu yang lama sekalipun bukan masalah asalkan memiliki tempat yang memadai. Biasanya semakin lama harga bahan bangunan semakin naik, sehingga resiko rugi juga tidak terlalu berat.

Meskipun ada masanya penjualan mengalami penurunan akibat berbagai hal. Namun usaha ini tetap dapat diandalkan karena permintaan yang tetap ada. Apalagi ketika mempunyai lokasi toko yang strategis, dengan jenis barang komplit dan juga kualitas yang terbaik.

Setiap usaha akan mempunyai tantangannya sendiri-sendiri, namun jika dikelola dengan manajemen yang benar dijamin dapat mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Dan menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan.

Resiko Bisnis Bahan Bangunan yang Harus Dipahami

Dibalik peluang mendapatkan keuntungan yang besar tentu saja ada beberapa resiko yang menghantui para pelaku usaha. Sehingga alangkah baiknya sebelum menjalankan usaha toko material maka sebaiknya Anda dapat mengetahui apa saja resiko yang akan dihadapi nantinya.

Agar Anda mendapatkan gambaran yang jelas dan maka dapat menyimak beberapa resiko bisnis bahan bangunan di bawah ini:

1. Membutuhkan Modal Besar

Yang pertama adalah modal yang besar diperlukan untuk membuka bisnis bahan bangunan. Terutama pada saat pertama kali hendak membukanya, setidaknya memerlukan ratusan juta agar dapat membuka toko dengan produk material yang komplit.

Banyaknya modal yang diperlukan ini gunanya adalah untuk menyewa atau membeli lahan, modal kulakan barang, pengadaan kendaraan untuk mengangkut dan biaya operasional. Namun, meskipun di awal harus menggelontorkan dana yang sangat besar untuk memulai bisnis ini. Namun perputarannya sangat cepat, sehingga modal tersebut dapat kembali dengan cepat.

Untuk mengurangi resiko bisnis bahan bangunan menjadi lebih besar, sebaiknya tidak membeli barang yang lama terjual. Perbanyak produk yang permintaan pasar yang tinggi dan termasuk rutin seperti semen, bata, mebel, pasir, dan besi.

2. Memerlukan Lahan yang Luas dan Strategis

Resiko bisnis bahan bangunan yang kedua adalah membutuhkan tempat yang luas agar dapat menampung semua barang dagangan. Jika tidak mempunyai lahan yang cukup luas maka harus menyewa lahan yang mumpuni.

Usahakan juga lahan tersebut tidak hanya luas melainkan juga berada di lokasi yang strategis. Barang-barang untuk bangunan seperti besi, pipa, dan kayu tidak dapat disimpan dengan cara asal tumpuk.

Harus diatur dengan baik sehingga memerlukan tempat yang luas, karena tidak memungkinkan di tempat yang sempit. Lokasi yang strategis artinya adalah mudah diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Dengan demikian mobil juga lebih leluasa untuk keluar masuk membawa barang-barang yang diperlukan. Selain itu memilih lokasi yang dekat dengan jalan raya dan pemukiman warga. Baik juga ketika dekat dengan wilayah target seperti perumahan, perkantoran, dan apartemen.

3. Ada Beberapa Barang yang Lama Terjual

Meskipun perputaran produknya cenderung cepat, namun ada juga beberapa barang yang perputarannya agak lambat. Misalnya adalah seperti barang-barang kelistrikan, closet, pintu kamar mandi, keran, dan sebagainya.

Masalah ini merupakan hambatan bagi arus kas serta mempunyai potensi mengalami kerusakan jika ditumpuk terlalu lama. Ditambah lagi ketika produsen sudah tidak lagi membuat barang-barang tersebut.

Hal ini cukup menyulitkan saat hendak melakukan retur barang yang rusak. Selain itu konsumen juga cenderung memilih stok yang baru karena meragukan fungsi stok lama sudah tidak maksimal. Sehingga pengusaha harus dapat mengantisipasi untuk tidak menimbun barang yang lama terjual.

4. Beban Tenaga Kerja yang Cukup Tinggi

Resiko bisnis bahan bangunan ketika ingin menjadi toko bangunan yang besar, maka harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membayar karyawan. Karena usaha retail dengan produk bahan bangunan membutuhkan cukup banyak karyawan.

Paling tidak ada 3-4 orang yang menunggu di etalase melayani pesanan pembeli sekaligus menjadi kasir. Kemudian beberapa karyawan lain yang mempunyai profesi sebagai karyawan bagian bongkar muat, pengiriman, sopir, dan juga pengawas.

 Divisi kerja yang lumayan kompleks ini merupakan salah satu kelemahan usaha bisnis bahan bangunan. Karena membutuhkan cara mengatur yang lebih teliti, apalagi pengawasan dan pengelolaan karyawan harus dilaksanakan dengan seksama.

Yang tak kalah penting untuk diperhatikan juga adalah turnover tenaga kerja sangat tinggi pada bisnis bahan bangunan ini. Sehingga jika tidak diantisipasi dengan baik dapat mengakibatkan gangguan pada kegiatan jual beli di toko.

5. Harga Produk Sering Berubah

Resiko bisnis bahan bangunan yang cukup riskan adalah harga barang yang sangat fluktuatif. Karena harganya yang sangat sering naik dan turun sehingga membawa pengaruh yang cukup besar terhadap biaya dan keuntungan.

Saat menjual barang kepada konsumen, harga yang diterapkan berdasarkan harga saat kulakan. Namun ketika terjadi kenaikan para pelanggan lebih condong mencari ke toko yang lain.

Untuk mengantisipasi masalah ini maka pengusaha dapat menentukan margin yang ingin diambil untuk setiap barang. Caranya adalah  dengan memperhitungkan fluktuasinya dengan cermat saat mengkalkulasi harga jual karena sangat menentukan terhadap untung rugi yang akan didapatkan.
 
6. Sulitnya Mencari Supplier

Di awal merintis usaha, kesulitan yang mungkin dihadapi adalah mendapatkan supplier yang dapat menyediakan barang dengan lancar dan harga murah. Solusinya adalah dengan bekerja sama dengan banyak supplier dan distributor yang besar.

Simak juga sejumlah informasi menarik lainnya di bawah ini.

Baca juga:





Beberapa resiko bisnis bahan bangunan tersebut patut dijadikan bahan pertimbangan agar dapat mengantisipasinya sebelum terjadi masalah. Sehingga usaha yang sedang dirintis dapat berkembang dengan baik tanpa kerugian yang berarti.

Penulis: Rina Milansi
Related Posts