taupasar.com

we read, we create and we share it.

8 Cara Mengelola Usaha Batik, Kunci Sukses Menjadi Saudagar Batik

8 Cara Mengelola Usaha Batik, Kunci Sukses Menjadi Saudagar Batik

Bagi seorang warga negara Indonesia, membuka bisnis batik tentu memberikan nilai kepuasan tersendiri. Selain membangun sumber pendapatan untuk kemakmuran finansial, Anda sekaligus juga berperan aktif dalam melestarikan warisan seni dan budaya Nusantara.
Cara Mengelola Usaha
Batik bukanlah karya seni biasa. Batik merupakan ciri khas Indonesia dengan taraf internasional. Pemakainya bukan hanya kalangan masyarakat biasa, namun juga para artis dunia dan petinggi pemerintahan dari berbagai belahan dunia.

Lalu, masihkah Anda ragu untuk mengembangkan bisnis dalam bidang tersebut?

Tentu saja, mengelola usaha batik bukanlah perkara mudah. Banyak aspek yang tidak boleh luput dari perhatian. Seperti pengelolaan kualitas produk, persaingan harga, hingga manajemen waktu dan SDA.

Namun, semua itu bisa dipelajari sembari mengampu perjalanan usaha batik. Salah satu sumber pembelajaran untuk mengelola usaha batik adalah melalui artikel ini.

Langsung saja, simak deretan cara mengelola usaha batik dan kunci sukses menjadi saudagar dalam waktu sesingkat mungkin:

Cara Mengelola Usaha Batik

1. Selalu Memahami Minat Pasar

Kendati konsumen batik di Indonesia hampir tidak terbatas, jangan lengah untuk senantiasa menyimak kondisi pasar. Kondisi tersebut meliputi permintaan konsumen, riset kompetitor, dan persaingan harga.

Tentu saja, kondisi tersebut berubah-ubah, namun pada dasarnya mengulang pola tertentu. Misalnya, menjelang bulan puasa, permintaan kain batik akan meningkat karena banyak konsumen ingin membuat baju baru.

Dalam contoh kondisi tersebut, Anda bisa meningkatkan produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar.

2. Membuat Ciri Khas dalam Motif Produk

Dalam dunia batik maupun produk yang mengandung seni lainnya, ciri khas berperan sebagai daya jual. Aspek ini memberikan alasan kepada pembeli untuk memilih produk Anda daripada produk batik orang lain.

Lalu bagaimana jika Anda ingin memperbanyak koleksi motif batik?

Tentu saja tidak masalah. Anda bisa menciptakan jumlah motif batik yang tidak terbatas. Namun alangkah baiknya ada satu motif batik khas milik Anda sendiri untuk membuat brand tampak lebih eksklusif.

3. Mengadopsi Jenis Kain yang Beragam

Selain motif batik yang unik, konsumen tentu juga akan mempertimbangkan kualitas kain batik. Pasalnya, jenis kain batik sangat menentukan kenyamanan pakaian tersebut ketika dipakai.

Untuk itu, alangkah baiknya mengadopsi jenis kain yang beragam untuk memenuhi variasi selera pasar. Kain yang umumnya digunakan untuk kain batik adalah santung, mori, hingga sutra.

4. Bekerjasama dengan Butik dan Toko Batik

Selain membeli kain, tidak sedikit orang yang membeli batik dalam bentuk pakaian jadi. Biasanya, mereka mempunyai pertimbangan khusus seperti keterbatasan waktu, ingin lebih simpel, dan lain-lain.

Oleh karena itu, selain menjual dalam bentuk kain, tidak ada salahnya mulai mengembangkan penjualan dalam bentuk pakaian batik. Tentunya, saran ini bisa Anda terima setelah memastikan bahwa usaha sudah cukup stabil untuk berkembang.

5. Membuka Sistem Penjualan Secara Grosir Maupun Ecer

Strategi ini merupakan salah satu teknik meluaskan target konsumen. Jika kebanyakan pengusaha batik menjual produk secara grosir dalam bentuk lusin atau rim, kini Anda bisa mencoba menjualnya dalam bentuk ecer.

Kedua sistem penjualan tersebut memang membutuhkan proses distribusi yang berbeda. Untuk penjualan ecer, distribusi melalui toko atau online shop lebih direkomendasikan.

6. Memaksimalkan Media Sosial dan Marketplace

Pada poin sebelumnya, kita sudah menyinggung persoalan online shop sebagai salah satu media penjualan. Ini adalah langkah alternatif yang bisa Anda tempuh untuk mengimbangi persaingan dengan kompetitor hingga mengembangkan pangsa pasar.

Namun konsekuensinya, Anda harus lebih aktif memaksimalkan marketplace maupun media sosial tersebut untuk melakukan iklan. Bisa melalui endorsement, FB ads, Instagram ads, Tiktok ads, atau teknik lainnya.

Jangan lupa untuk tetap menyesuaikan iklan marketing dengan sasaran penontonnya. Misalnya, apakah untuk anak muda atau orang dewasa. Penyesuaian ini akan menentukan efektivitas iklan Anda.

7. Manajemen Keuangan yang Baik

Sebagai seorang pengusaha batik pemula, memiliki manajemen keuangan usaha yang disiplin adalah sebuah keharusan. Pencatatan keuangan yang akurat akan menghindarkan bisnis dari kemacetan pengembangan atau bahkan bangkrut.

Awasi dengan ketat anggaran yang keluar untuk membeli bahan, gaji karyawan, anggaran marketing, anggaran distribusi, dan lain sebagainya. Jika usaha sedang meningkat atau menurun, segera lakukan penyesuaian.

Jangan dahulu menikmati keuntungan selama bisnis belum stabil. Tidak jarang bisnis pemula tidak berkembang karena individu pengusaha sendiri yang terburu-buru menikmati hasil.

8. Pengelolaan Persediaan Produk yang Tepat

Persediaan produk lama yang belum terjual bukan berarti secara mutlak akan menyebabkan kerugian. Anda bisa tetap mendapatkan untung penjualan dengan mengadakan cuci gudang, give away, promo potongan harga, maupun tebus murah.

Ini merupakan teknik yang sangat lazim dilakukan oleh setiap pengusaha tekstil untuk meminimalisir kerugian dari barang yang tidak sempat terjual.

Anda juga bisa mendapatkan informasi lainnya tepat berikut ini.

Baca juga:





Demikian 8 cara mengelola usaha batik yang dapat menjadi kunci kesuksesan pengembangan usaha.
Related Posts