taupasar.com

we read, we create and we share it.

Struktur Organisasi dan Jenjang Karir Dalam Dunia Salesmanship Modern


Memulai karir di bidang sales dapat membawa pada satu langkah lebih dekat untuk menjadi mandiri secara finansial. tapupasar.com menyadari apabilaprofesi ini sudah tidak diragukan lagi menjadi pilihan jenjang karir yang tepat. Keterampilan menjual ditambah dengan pemahaman yang kuat tentang pengetahuan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan adalah kombinasi sempurna ketika memulai karir sebagai sales. 


salesmanship : pixabay.com

Menjadi profesional di bidang penjualan pun menjadi incaran banyak perusahaan. Permintaan akan tenaga penjualan meningkat, dan profesional andal bidang ini diperebutkan berbagai perusahaan, dan sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Imbalan (remuneration & benefit) yang diberikan kepada penjual pun melambung tinggi.

Maka, tak mengherankan, kini banyak pemimpin perusahaan (presdir atau CEO) yang berasal dari kalangan pemasaran. Sebut saja, Elisa Lumbantoruan, Presdir PT Hewlett-Packard Indonesia, atau Riko Sistanto, CEO PT Asia Sejahtera Perdana Parmarcheutical? produsen Kratingdaeng dan You C 1000 — dan sederet nama lainnya.

menurut taupasar.com kejadian tersebut layaknya pepatah lama, ada gula ada semut dimana bidang itu pun menjadi incaran banyak orang. Di hampir semua perguruan tinggi yang menyediakan konsentrasi manajemen pemasaran jenjang S-1 ataupun jenjang S-2  pesertanya selalu membludak. Namun, berkarier di dunia pemasaran tidaklah mudah. Jalur yang dilalui di bidang ini cukup berliku. Dibandingkan dengan bidang lain, struktur organisasi di bidang pemasaran jauh lebih njelimet. Terlebih pada perusahaan yang menggabungkan fungsi penjualan dan pemasaran dalam satu divisi.

A. Struktur Organisasi Bagian Penjualan (Salemanship) 

Struktur organisasi yang diterapkan pada bidang penjualan beraneka ragam sesuai dengan bidang usaha dan indistrinya, sebagai contoh yang di aplikasikan pada beberapa perusahaan yang telah di review oleh infomarkets8.com berikut:

1. PT. Unilever Indonesia

Struktur yang lebih kompleks bisa ditemui di PT Unilever Indonesia Tbk. Seperti diungkapkan Surya Dharma Mandala, Direktur Es Krim Unilever, tahap pertama untuk karier di bidang pemasaran adalah menjadi management trainee (MT). Di posisi ini, peserta program MT akan diputar ke berbagai bagian, mulai dari penjualan, riset konsumer hingga pemasaran. Jika lulus, menjadi asisten manajer merek. Dijelaskannya, selama pelatihan, peserta MT diberi pembekalan mengenai dasar-dasar pemasaran dan organisasi di Unilever, sehingga ketika menjadi asisten manajer, mereka sudah punya jejaring di perusahaan dengan divisi-divisi lain. Setelah asisten manajer merek, sesuai dengan prestasinya akan diangkat menjadi manajer merek. ?Di posisi brand manager, mereka kembali akan diputar, mulai dari yang simpel, yang kecil, ke brand yang besar,? ungkapnya. Lulus dari manajer merek, dipromosikan menjadi manajer merek senior. Setelah itu, ke manajer pemasaran, lalu direktur pemasaran.

Struktur tersebut, menurut Surya, merupakan pola baku yang diterapkan Unilever secara global. Tidak hanya polanya, tetapi standar yang ditetapkan juga sama di setiap negara. Sehingga, kualitas karyawan Unilever pada level yang sama akan (kurang-lebih) sama di negara mana pun. Dijelaskannya, tidak ada patokan baku berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melewati satu level jabatan. Semua bergantung pada performa masing-masing.

2. PT. Garuda Food

Pada Garudafood, struktur organisasi pemasaran di tempatnya tak berbeda jauh dari perusahaan sejenis yang menggunakan istilah manajer produk atau manajer merek. Namun yang jelas, karena secara legalitas perusahaan ini cenderung menggunakan konsep job marketing driven company ketimbang manufacturing driven company, aktifitasnya penjualannya lebih ke bidang pemasaran danmembangun merek. Tak mengherankan, istilah-istilah yang digunakan dalam jajaran tim pemasaran Garuda Food lebih fokus kepada brand management dibandingkan dengan product manager.

3. PT. Bentoel Prima

Struktur organisasi yang tergolong cukup sederhana, misalnya, diterapkan PT Bentoel Prima. Struktur organisasi pemasarannya dari atas ke bawah: CEO turun ke bawahnya ada chief marketing officer, di bawahnya lagi general manager (GM) — ada empat GM: GM merek untuk sigaret keretek tangan dan sigaret keretek mesin (SKM), GM merek untuk SKM mild, GM lapangan dan GM riset. Di bawahnya baru ada manajer merek untuk setiap merek, dan di bawah masing-masing manajer merek ada brand officer. Pola struktur pemasaran yang dipakai Bentoel, menurut Ruby Chandra Lionardi, GM Manajemen Merek BP, adalah pola yang digunakan pada umumnya. Menurutnya, struktur organisasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Namun, yang terpenting, kerja sama dalam tim pemasaran. Kemampuan individu memang sangat dibutuhkan. Namun di pemasaran, dikatakan Ruby, kerja sama tim adalah penunjang keberhasilan yang utama. Semua bagian turut membesarkan merek. ?Tidak ada pekerjaan di marketing yang bisa dicapai sendiri, semua tidak lepas dari teamwork. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan kemampuan setiap orang menonjol,? ungkapnya.

4. PT. P&G 

PT P &G, Home Product Indonesia juga menganut pola yang sama dengan Unilever. Bambang Sumaryanto, Direktur Hubungan Eksternal P & G, menuturkan, tidak ada patokan waktu yang ditentukan untuk melewati satu level jabatan, karena semua benar-benar dilandasi performa kerja.? Karyawan yang sangat berprestasi akan dapat berkembang kariernya lebih cepat, termasuk perkembangan kariernya di regional maupun internasional,? ujar Bambang.

Kendati enggan menjelaskan secara detail struktur organisasi pemasaran di P & G, Bambang menyebutkan bahwa di perusahaannya, divisi pemasaran dipisahkan dari penjualan. Pemasaran diharapkan benar-benar fokus untuk mengerti tentang konsumen (pemakai) produk P & G. Adapun bidang penjualan yang ditangani tim Pengembangan Bisnis Pelanggan fokus pada pelanggan (intermediaries) atau pihak yang berperan membantu P & G mendekatkan produk ke konsumen.


salesmanship : pixabay.com

B. Karir di bidang Sales atau Penjualan

Kesempatan karir di bidang penjualan dapat di lakukan dengan bekerja di perusahaan sebagai karyawan full time atau part time atau juga dapat sebagai patner atau hubungannya hanya sebatas antara perusahaan sebagai penyedia produk atau jasa sedangkan penjual sebagai penjual professional produk atau barang tersebut sebagai independent sales.

Sedangkan bagi mereka yang memilih berkarir di perusahaan terdapat jenjang karir yang cukup bagus dan tak jarang pula tenaga penjual dapat mencapai tingkat tertinggi di dalam organisasi perusahaan. Terdapat beberapa alasan mengapa kesempatan karir dibidang penjualan lebih terbuka dibandingkan bidang yang lainnya, antara lain:

1.Penjualan merupakan bagian dari manajemen perusahaan yang menonjol dan menjadi perhatian besar bagi perusahaan.

2.dapat mampu menjalankan secara professional.

3.Terbiasa bekerja dengan orang lain akan memberikan pengalaman melatuh diri di dalam mengelola orang lain.

4.Pengalaman dibidang penjualan sangat dapat di andalkan perusahaan untuk mendongkrak kinerja perusahaan.

5.Tingkatan profesi penjual didalam perusahaan terbuka mulai dari tingkat operasional sampai tingkat direktur.

Adapun jenjang karir di bidang perusahaan dapat di ilustrasikan sebagai berikut:

Karir penjualan dimulai biasanya dari sales trainee, sales person, key account sales person, distric sales manager, regional sales manager, zona sales manager, national sales manager, national sales manager, vice president of marketing, president director.

Sales Trainee

|

Sales Person

|

Key Account Sales Person

|

Distric Sales Manager

|

Regional Sales Manager

|

Zona Sales Manager

|

National Sale Manager

|

Vice President of Marketing

|

President Director

Jenjang karir tersebut sudah tidak diragukan lagi tahapannya dengan catatan kita mencintai dan tekun dalam berkarir dalam bidang sales atau penjualan.

Reference : 

Marwanto, Aris.(2013), Super Sales: Bagaimana Menjadi Sales No.1, Penerbit Buku Pintar.

Robinson, Marco.(2014), Close the Deal and Suddenly Grow Rich, Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Related Posts