taupasar.com

we read, we create and we share it.

Taukah Anda Jika 62% Karyawan di Jakarta Tidak Bisa Tidur Nyenyak?

Tidur adalah fase biologis utama untuk memulihkan kondisi badan, tenaga dan mengistirahatkan beberapa organ yang selama bekerja melakuakn tugas berat atau melakuakn tugas dengan durasi lama seperti melihat atau berpikir.
Susah Tidur : pixabay
Namun tahuakan anda jika porsi terja yang berlebihan dikombinasikan dengan berbagai masalah dalam bekerja membuat kualitas tidur kita kurang baik. Fakta terbaru ditemukan oleh perusahaan penyedia informasi lowongan kerja online, Jobstreet. Menurut data dari riset yang telah dilakukannya, sebanyak 62% karyawan Jakarta tidak bisa tidur dengan nyenyak. Apa yang mendasarinya?

Menurut hasil survei yang dilakukan oleh JobStreet.com Indonesia pada bulan September lalu dengan melibatkan 14,387 koresponden, ternyata kebanyakan dari mereka selalu terngiang akan pekerjaannya. Akibatnya, kualitas tidur mereka pun banyak berkurang karena permasalahan kantor yang masih terus menghantui.
susah tidur : pixabay
Mereka mengaku, tidur malam kerap tidak nyenyak karena memikirkan target yang belum tercapai dan urusan kantor lain yang begitu banyak. Padahal kebutuhan tidur dan istirahat sangat penting bagi kesehatan tubuh seseorang. Sebelumnya, sebanyak 38% karyawan menyebutkan bahwa pada saat perjalanan pulang kantor mereka juga memikirkan pekerjaan kantor yang masih menumpuk. Tak heran, karyawan di Jakarta merasa begitu lelah di saat pulang ke rumah karena bukan hanya kemacetan Jakarta yang menguras waktu, tapi juga masalah kantor yang masih menempel di benak mereka. Bagusnya, hal tersebut tidak berlaku pada akhir pekan atau libur/cuti. Karena karyawan di daerah Jakarta banyak yang memilih untuk memanjakan diri pada waktu-waktu tersebut.
jobstreet.com
Data dari riset tersebut menjelaskan, hanya ada sekitar 31% responden yang harus melakukan tugas kantor diwaktu cuti/berlibur. Sementara pada saat akhir pekan, hanya ada 20% dari mereka yang masih memikirkan pekerjaan.

Fakta lainnya adalah, meski di waktu libur ada beberapa karyawan yang masih terlibat dalam pekerjaannya, ketika sakit pun pekerjaan masih menghantui jiwa mereka.

Sebanyak 50% karyawan mengaku masih memikirkan pekerjaan, seperti deadline proyek dan pekerjaan yang terpaksa tertunda karena ketidak hadiran mereka, meski itu diakibatkan oleh sakit yang mereka derita.

Terkadang kita berpikir, gaji yang besar, atau bekerja di perusahaan ternama akan menjamin kebahagiaan kita, tapi ternyata tidak. Maka, pilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian Anda.

Tidak semua itu bisa dibayara dengan uang atau jabatan. Sangat wajar jika dalam berkarir kita memikirkan perkembangan. Namun apa imbas dari keinginan itupun juga harus dipikirkan. Jika perusahaan atau tempat kerja memang memberikan suasan kondusif maka tantangan sebesar apapun pasti bisa dengan semangat dijalankan. Lain cerita saat kita memaksakan tenaga, pikiran ataupun waktu kita untuk mengerjakan sesuatu yang justru pada kemudian hari memberikan dampak buruk meskipun menghasilkan besar namun bukan garansi kita akan bisa menikmati kehidupan kita. SS

Related Posts